Human relation merupakan hubungan antara individu terhadap individu lainnya atau individu terhadap suatu organisasi yang menghasilkan suatu ide atau gagasan dalam satu tujuan bersama. Hubungan antar manusia sangatlah penting disalam kehidupan sehari-hari. Jika manusia mempunyai kekurangan terhadap ilmu yang ia miliki, maka dari itu hubungan antara manusia dapat menguntungkan bagi setiap individu. Mengapa demikian ? karena dalam berinteraksi dengan satu atau banyak orang dapat menambah pengetahuan, pengalaman, yang akan berkembang luas didalam kehidupan. Hubungan manusia ini pun membuat suatu perubahan sikap atau yang biasa disebut sebagai introspeksi diri, dan juga dapat merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Penting juga dalam suatu konflik yang ada di kehidupan, jika terjadinya suatu masalah dalam dunia pekerjaan, pertemanan, keluarga, dan sebagainya, hubungan ini harus selalu di tanamkan pada diri sendiri agar konflik yang sedang di hadapi mendapatkan jalan keluar dari interaksi yang sudah berjalan antar individu dengan organisasi/kelompok.
Dalam human relation terdapat komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi merupakan media untuk mengubah perilaku dan pikiran seseorang, komunikasi juga sangat penting karena jika tidak ada komunikasi maka tidak ada interaksi. Dalam sebuah perusahaan human relation merupakan jembatan antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, dan bawahan dengan bawahan. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan kerja, untuk menghasilkan human relation diperlukan komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menguba sikap seseorang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan dari komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas dan lengkap, serta pengirim dan umpan balik seimbang dan melatih menggunakan bahasa nonverbal dengan baik.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi 3 hal yaitu:
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim pendapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Dalam komunikasi yang efektif terdapat gaya komunikasi yang perlu kita pahami.
Terdapat 6 gaya komunikasi sebagai berikut:
•The Controlling Style
•The Equallitarian Style
•The Structuring style
•The Dynamic Style
•The Relinguishing Style
•The Withdrawal Style
>The Controlling Style adalah Gaya komunikasi ini bersifat mengendalikan dan ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah. Pihak-pihak yang menggunakan gaya ini, lebih memusatkan perhatian pada pengiriman pesan. Mereka tidak memiliki ketertarikan dan perhatian pada umpan balik kecuali jika hal tersebut berguna bagia kepentingan pribadi mereka.
>The Equallitarian Style adalah Aspek penting dari gaya ini adalah adanya landasan kesamaan dan ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah (Two Way Traffic Of Communication) Tindak komunikasi dilakukan secara terbuka, artinya setiap anggota dapat rileks, santai, dan informal. Lingkungannya di isi oleh orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam bekerja.
>The Structuring style Gaya komunikasi ini memanfaatkan pesan-pesan verbal (lisan maupun tulisan) guna memanfaatkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi Pengirim pesan lebih member perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan, dam prosedur yang berlaku dalam organsasi tersebut.
>The Dynamic Style Gaya komunikasi ini memanfaatkan pesan-pesan verbal (lisan maupun tulisan) guna memanfaatkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.Gaya komunikasi ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada Tindakan Gaya komunikasi ini sering dipakai oleh juru kampanye ataupun supervisor.
Tujuan gaya komunikasi ini adalah menstimuli atau merangsang para karyawan untuk bekerja lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan yang bersifat kritis.
>The Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, dan pendapat atau gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk memerintah atau mengontrol.
>The Withdrawal Style Gaya komunikasi ini dapat mengakibatkan melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya komunikasi ini dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan atau kesulitan antar pribadi yang dihadi oleh orang-orang tersebut. Ketika seseorang mengatakan "Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini" bermakna melepaskan diri dari tanggung jawab, tapi juga mengindikasikan keinginan untuk menghindari komunikasi dengan orang lain.

Komentar
Posting Komentar