Puisi

 Mati di antara Kata-Kata

 

Tak ada lagi sapaan saat sang timur tiba

Mata yang sembab setelah direngkuh lengan takdir

Memberi pertanda harapan yang berakhir

Menambah pekatnya hening yang enggan berpaling

 

Suaramu berdengung ditelingaku

Ada resah dan gundah yang tertumpah

Lara dan bahagia menjadi rangkaian kata

Merangkul asa yang binasa

 

Aku adalah figuran kisahmu yang berharap di amini

Sayangnya tidak, peranku sudah mati

Dan kita hanya sampul untuk puisiku

Tidak sempat memilah luka diantara bait-bait

Karena sudah lebih dulu mati di antara kata-kata

Komentar