Mati di antara Kata-Kata
Tak ada lagi sapaan saat sang timur tiba
Mata yang sembab setelah direngkuh lengan takdir
Memberi pertanda harapan yang berakhir
Menambah pekatnya hening yang enggan berpaling
Suaramu berdengung ditelingaku
Ada resah dan gundah yang tertumpah
Lara dan bahagia menjadi rangkaian kata
Merangkul asa yang binasa
Aku adalah figuran kisahmu yang berharap di amini
Sayangnya tidak, peranku sudah mati
Dan kita hanya sampul untuk puisiku
Tidak sempat memilah luka diantara bait-bait
Karena sudah lebih dulu mati di antara kata-kata
Komentar
Posting Komentar